Universitas Andalas dan BPDPKS Gelar Workshop Nasional Produk Olahan Kelapa untuk Dorong Hilirisasi dan Ekspor UMKM

Padang, 14 November 2025

Kegiatan Praktek Ekspor dan Workshop Produk Olahan Kelapa bagi Industri dan UMKM sukses diselenggarakan pada 14–16 November 2025 di Rocky Hotel Padang. Acara ini mempertemukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, pelaku industri, dan UMKM dalam forum strategis untuk memperkuat hilirisasi dan ekspor komoditas kelapa di Sumatera Barat. Workshop ini diikuti oleh UMKM, asosiasi, industri pengolahan kelapa, serta civitas akademika Universitas Andalas.

Seluruh peserta kegiatan berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat, yang terdiri dari pelaku usaha produk turunan kelapa, kerajinan, kuliner, dan produk kreatif. Adapun peserta yang hadir antara lain: Susanto (Cambia Foods – PT Aksidaya), Iga Analusya dan Musrianda (Farilla Craft), Christi Yolanda (Yolathera Eksotika Nusantara – Lathera VCO), Musliadi (Coco Sutan Mus), Rika Andriani (Gancoco), Melani Syafitri (Melan Craft), Sulaiman Tanjung (Tikar Ruyung Sulaiman), Riangga Bayu Hanafi dan Rusli Aldi Putra (Baycoco), Noveri Prima Yudi dan Pepi Mulya Sarni (Amal VCO), Ermana Sari (Creacocolab), Muhammad Adil Maulana (Livco Virgin Coconut Oil), Wahyuni Kasim dan Angel Anyelir (Lapau Organik), Edi Candra dan Hendra Yuke (Achi Craft Gallery), H. Ali Akbar, SE.Ak dan Indra Dewi (Kebun IDeOrganik), Amrios Amsyar dan Hakim Ramadona (CV Karya Bersama), Mina Kurniasih dan Silvia Wahyuni (Tinajoe Macrame), Yusran Amri Rahman dan Asni Reno (Kaya Kuliner Minang), Hidayatni Ihsan (Anyaman Lidi Ilham), Wendri Afrino (Hanan Coco Sumatera), serta Aldino Desra (PT Jala Tani Mandiri). Keragaman peserta ini menunjukkan besarnya antusiasme UMKM Sumatera Barat dalam meningkatkan kapasitas ekspor dan hilirisasi produk kelapa.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Barat, Dr. Endrizal, S.E., M.M., yang menegaskan bahwa komoditas kelapa merupakan salah satu sumber ekonomi penting di Sumatera Barat. Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah siap memperkuat kemitraan dengan Universitas Andalas dan kementerian terkait untuk mendukung hilirisasi, legalitas, sertifikasi, dan kesiapan ekspor UMKM kelapa.

Rektor Universitas Andalas, Dr. Efa Yonnedi, S.E., M.PPM., dalam sambutannya menyampaikan bahwa komitmen universitas terhadap hilirisasi riset dan pemberdayaan UMKM terus diperkuat melalui pendampingan, workshop, dan perluasan jaringan kerja sama. Ia berharap kegiatan ini menjadi titik awal peningkatan daya saing produk kelapa Sumatera Barat di pasar global dan mempercepat terbentuknya ekosistem inovasi berbasis hasil riset kampus.

Materi pertama disampaikan oleh Metty Kusmayantie, Asisten Deputi Produksi dan Digitalisasi Usaha Menengah Kementerian UMKM, mengenai potensi kelapa Indonesia dan tren pasar global. Ia memaparkan besarnya peluang pasar bagi produk turunan kelapa seperti VCO, tepung kelapa, coco fiber, serta arang tempurung yang sangat diminati pasar internasional. Ia mendorong UMKM untuk melakukan digitalisasi pemasaran, peningkatan kualitas produk, dan membaca perubahan tren konsumen global.

Materi berikutnya disampaikan oleh Anwar Sadat dari Kementerian Keuangan mengenai dukungan BPDP untuk perkebunan berkelanjutan. Ia menjelaskan berbagai skema pendanaan, pelatihan, serta dukungan teknis yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha dan pemerintah daerah untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan memperkuat rantai nilai industri kelapa nasional.

Oktafyandy, Direktur PT Jasobaro Jaya Utama, memaparkan profil perusahaan dan roadmap hilirisasi industri kelapa yang mengedepankan teknologi, diversifikasi produk, dan pembukaan akses pasar ekspor. Ia menekankan bahwa konsistensi kualitas dan standarisasi sangat penting agar produk kelapa Indonesia dapat bersaing di pasar global.

Elvyrisma T. Nainggolan dari Ditjen Perkebunan membahas strategi hilirisasi kelapa serta prospek pengembangan produk olahan. Ia menjelaskan arah kebijakan pemerintah dalam peningkatan nilai tambah, akses pembiayaan, serta peluang ekspor komoditas seperti cocopeat, briket tempurung, minyak kelapa, dan produk pangan berbasis kelapa.

Weri Nova Afandi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Barat memaparkan proses dan dokumen ekspor yang harus dipahami pelaku UMKM, termasuk korespondensi dengan buyer, penyusunan dokumen legal, hingga tata cara pengiriman internasional.

Pada sesi legalitas, Dr. Endrizal memberikan materi terkait perizinan usaha, izin edar (PIRT, BPOM, Halal), serta HKI yang wajib dimiliki UMKM sebelum memasuki pasar modern maupun ekspor. Ia juga menjelaskan syarat produk yang dapat mengurus PIRT serta dokumen standar yang harus dipenuhi.

Selanjutnya, Lailatun Najmi, S.Si., M.Si., Ketua Inbistek Universitas Andalas, memaparkan peran lembaga pendukung dalam ekspor kelapa olahan melalui layanan inkubasi bisnis, penyediaan rumah produksi, pendampingan legalitas, dan jembatan kemitraan antara UMKM, peneliti, dan industri.

Dr. Eng. Muhammad Makky, S.TP., M.Si., menyampaikan materi tentang hilirisasi produk olahan kelapa dan peluang kerja sama diversifikasi produk. Ia menjelaskan beragam nilai tambah dari seluruh bagian pohon kelapa, mulai dari minyak kelapa, cocopeat, karbon aktif, kerajinan tempurung, briket, hingga peluang pengembangan kosmetik dan suplemen kesehatan berbasis kelapa. Ia menegaskan bahwa Sumatera Barat harus berubah dari pemasok kelapa bulat menjadi produsen produk bernilai tambah agar manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Prof. Henmaidi, Wakil Rektor IV Universitas Andalas, menekankan strategi pemasaran internasional dan teknik negosiasi dengan buyer global. Ia juga menunjukkan cara memanfaatkan kecerdasan buatan untuk riset pasar, penyusunan buyer persona, serta pembuatan konten promosi lintas negara.

Selain itu, Helmi Muhansyah, Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM Kementerian Keuangan, menyampaikan bahwa workshop seperti ini sangat strategis untuk memperkuat kapasitas UMKM, mendorong keberlanjutan usaha, serta membangun sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan UMKM agar lebih siap menghadapi pasar global. Ia menyatakan bahwa Kementerian Keuangan siap mendukung melalui fasilitasi pembiayaan dan program percepatan hilirisasi.

Kegiatan ditutup oleh Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset, Dr. Eng. Muhammad Makky, yang menyampaikan bahwa Universitas Andalas akan menindaklanjuti hasil workshop ini melalui forum kolaborasi dengan pemerintah daerah, Kementerian UMKM, Kementerian Perdagangan, serta mitra industri dan UMKM. Ia menegaskan bahwa Universitas Andalas siap menjadi pusat inovasi dan kolaborasi dalam memperkuat daya saing industri kelapa Sumatera Barat menuju pasar global.